Rabu, Maret 31

Terjun Keselokan?

(luki.co.nr) Saya sedang memarkir kendaraan saya didepan kantor, waktu saya mulai mendengar bunyi-bunyi aneh. Bunyi itu seperti suara anjing yang menangis dan suara kecipak-kecipak air. Segere saya menelusuri rasa penasaran saya dengan mencari datangnya suara itu. Tidak jauh dari situ ternyata ada seekor anjing sejenis Terrier tercebur kedalam selokan, kasihan sekali dia, tubuhnya hampir semua tertutup lumpur hitam dari selokan tersebut.

Kompleks perumahan dekat kantor saya itu membangun selokannya cukup baik, dengan tinggi sekitar 1m dan kedalaman air sekitar 30 cm, sehingga anjing Terrier yang bertubuh kecil tentu saja tidak bisa naik keluar dari selokan dengan ketinggian seperti itu. Saat anjing cokla itu melihat saya, ia bukannya senang tapi seperti bertambah takut. Saya melihat ia memiliki kalung dilehernya dan coba meraihnya untuk menolongnya, namun segera ia menghindar dan menjauh, masuk dalam gorong-gorong selokan tersebut.

Segera saya kembali kekantor untuk mengambil besi pengait, yang ujungnya berbentuk lengkungan dan biasa digunakan untuk meraih rolling door dikantor kami, denan maksud saya akan menggunakannya untuk meraih kalung si anjing kecil dan mengangkatnya keluar dari selokan itu.

Tidak lama saya menemukannya lagi, namun tetap saja ia terus menjauhi dan menghindari saya, masuk kedalam gorong-gorong yang lain. Akhirnya saya kehilangan dia, ia masuk dalam satu gorong-gorong dan saya tidak bisa menemukannya di kedua sisi gorong-gorong yang panjang itu. Apalagi saya terus dipelototi sebagai orang mencurigakan oleh para penghuni rumah, saat saya terus memeriksa dua sisi gorong-gorong tersebut. Setelah 20 menit menunggunya keluar, saya menyerah dan kembali kekantor.

Saya tidak tahu apa yang terjadi pada anjing itu, semoga saja dia selamat. Dan sepanjang hari saya begitu sedih karena tidak berhasil menyelamatkan si Terrier coklat yang malang.

Kita manusia seperti si Terrier coklat itu, selalu berpikir bisa dengan kekuatan sendiri dengan terus lari mencari jalan lain, saat Tuhan mengulurkan tongkatNya untuk menyelamatkan kita.

Sayang saya tidak seberani Yesus turun kedunia ini, seharusnya saya terjun kedalam selokan itu untuk menyelamatkannya, but hey, I got a job to do, apa kata orang kantor melihat saya penuh dengan lumpur selokan?!


Share

0 comments: