Minggu, Juni 6

Sejarah Konflik Palestina

(luki.co.nr) Banyak yang bicara tentang konflik Israel-Palestina, pro dan kontra, banyak yang tidak mengerti hanya sekedar terbawa arus emosi ikut berkomentar. Supaya kita lebih jernih, marilah mengenai sejarah Palestina se-obyektif mungkin:

Tanah Palestina pada jaman kuno 2000 SM, disebut Kanaan. Tanah Kanaan adalah sebutan bagi tanah para Akadian. Hal ini tercantum dalam tulisan-tulisan kuno mesir yang menyebut bahwa Kanaan adalah tanah para Akadian. Selain itu ditanah ditanah Palestina sekarang berdiam, pada masa itu dimiliki oleh suku-suku Aram, Asiria, dan Minean.

Para Akadian memiliki bahasa berakar dari Afrika, sehingga orang Accadian fisiknya seperti orang Mesir, dengan kulit cenderung lebih gelap, walaupun tidak segelap orang Afrika. Jadi Palestina sekarang bukan pemilik Kanaan....

1800 SM : Nenek moyang Israel, Abraham mulai menduduki tempat itu.

1200 SM : Kanaan total dimiliki oleh Kerajaan Israel dibawah pemerintahan Joshua, dengan menaklukan banyak jenis suku yang ada di Kanaan.

Sejak itu kerajaan ini tidak pernah tenang, mengalami penghancuran dari banyak penguasa setiap masa yaitu Asiria, Babilonia, Persia, Yunani, Romawi, Sassania, dan Bizantium. Setiap pendudukan tanah dan kota mereka dihancurkan, namun setiap masa pengusa itu berakhir mereka selalu kembali ketempatnya yang sama, tanah nenek moyangnya.

Pengusiran total terakhir mereka pada abad ke-6, oleh kekaisaran Bizantium, populasi mengalami penurunan sangat besar sehingga sempat dianggap punah.

Sejak abad ke-4, ikukota mereka Yerusalem menjadi rebutan oleh banyak pihak yang bukan penduduk atau orang Yerusalem. Perang salib yang ingin merebut Yerusalem dari tangan Biantium memakan waktu berabad-abad dengan penguasaan silih berganti.

Sampai abad 20 saat penguasa Bizantium terkahir yang memerintah yaitu Otoman memihak pada Jerman dalam Perang Dunia I. Jerman kalah dalam perang dunia itu, sehingga Ottoman menyerahkan penguasaan Palestina pada Inggris.

Tahun 1948 Inggris memberikan penguasaan Palestina kepada Israel yang bermigrasi kesana saat tahu tanah itu akhirnya dimiliki Inggris. Sehingga saat itu berdirilah Israel secara resmi yang diakui oleh PBB.

Inggris yang tidak bisa menahan kemarahan negara-negara Arab sekitarnya, angkat tangan mengundurkan diri dari tempat yang menjadi rusuh itu dan memberikan otoritas itu pada PBB. Sesuai perjanjian PBB membagi dua tempat itu atas otoritas Israel dan otoritas Arab. simplenya yang jadi pertikaian adalah klaim-klaim atas perbatasan tanah masing-masing. Dan tentu saja banyak penduduk lokal yang jadi korban dalam pertikaian batas-batas tanah tersebut. Baik dari penduduk Palestina maupun Israel, kita jarang diekspos korban yang datang dari orang Israel.

Tapi kompleksnya konflik Palestina adalah karena tidak padunya negara itu sebagai sebuah negara. Palestina sendiri terpecah-pecah, menjadi perang saudara berdarah yang tidak di ekspos media kita. Yang di ekspos kekita selalu hanya pertikaian Palestina vs Israel.

Perjanjian yang disepakati Israel dengan PLO/PNA, kemudian dilanggar serangan HAMAS, saat Israel membalas, Israel sebagai sebuah kesatuan yang disalahkan. Saat Israel adem dengan HAMAS, giliran Hizboellah yang melanggar/menyerang, Israel membalas, mereka disalahkan lagi sebagai kesatuan. Begitu seterusnya berputar-putar, berganti-gantian satu persatu memicu konflik selanjutnya.

Israel yang agresif bagi saya, mungkin karena mereka stress, gak tahu berurusan dengan siapa. Setiap sayap di Palestina dikendalikan oleh negara-negara luar, yang punya kepentingan masing-masing dengan tujuan sama agar konflik di Israel terus tercipta.

Mencapai kedamaian di Palestina harus dicapai dengan langkah awal menyatukan Palestina dahulu salam satu visi sebagai sebuah negara.

Melupakan romantika masa lalu, dan membangun kedamaian untuk kebaikan masa depan....

Share

0 comments: