Jumat, April 9

We're numbers only

(luki.co.nr) Duduk diruang tunggu dokter di rumah sakit, sambil mendengar suara komputer yang bergema mengumandangkan panggilan terhadap nomor-nomor antrian. Layar LCD didekat saya tidak menampilkan hiburan televisi, melainkan nomor-nomor antrian yang lain. Saat saya mendaftar, saya diberi tahu untuk mengambil nomor antrian untuk dilayani. Saat nomor saya tertera, saya mendatangi meja pendaftaran dan mereka menanyakan nomor pasien saya. Setelah memberikan nomor pasien yang tertera pada kartu pasien saya, mereka memberikan saya nomor antrian yang baru, yang berbeda dengan nomor yang saya ambil sebelumnya. Dalam secarik kertas yang mereka berikan, terdapat nomor ruang dimana saya harus mengantri.

Maka saya segera menelusuri pintu-pintu ruangan yang ada, yang terdiri dari nomor-nomor, kemudian berhenti dan duduk menanti didepan sebuah pintu yang sesuai dengan nomor saya. Setelah lama menunggu, dan mendengar nomor-nomor lain dipanggil, akhirnya nomor saya dipanggil juga. Setelah masuk keruangan, dokter memeriksa medical record saya yang terdiri dari angka-angka. Kemudian memeriksa saya dengan stetoskopnya, mengajukan beberapa pertanyaan, setelah itu kembali ke mejanya dan menuliskan angka-angka yang baru.

Angka-angka tersebut diproses menjadi dua bagian yaitu untuk kefarmasi, dan ke laborotarium. Saya mengambil nomor antrian lagi di laboratorium, untuk mengambil hasil lab saya beberapa hari lalu, menunggu lagi, setelah itu prosesnya saya masih harus mengambil nomor antrian untuk mengabil obat difarmasi. Dst..dst...dstnya...

Anda muak membacanya? Semuanya tentang nomor saja?
Saya apalagi, lebih mual dalam menuliskannya.

Dihidup ini, kita tidak lebih dari angka-angka saja, benar juga yang dikatakan film Matrix.

Tidak ada pribadi, tidak sentuhan kemanusiaan, tidak ada feeling connection, semuanya kita hanyalah sebuah nomor bagi yang lain.

Untungnya Tuhan tidak melihat kita seperti itu. Ia berkata :
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yer 1:15
Tuhan mengenal kita secara pribadi sejak kita masih dalam kandungan, Dia bahkan berkata kita begitu penting baginya, bagaikan biji matanya, dia bahkan datang kedunia dan mengorbankan jiwaNya, demi kasihNya dia pada pribadi kita yang unik.

Thanks God... we're not numbers in front of Him....

Dia menyentuh dan mengenal kita secara pribadi...
Dia mengenal kita lebih dari siapapun...

Share

0 comments: