Maka saya segera menelusuri pintu-pintu ruangan yang ada, yang terdiri dari nomor-nomor, kemudian berhenti dan duduk menanti didepan sebuah pintu yang sesuai dengan nomor saya. Setelah lama menunggu, dan mendengar nomor-nomor lain dipanggil, akhirnya nomor saya dipanggil juga. Setelah masuk keruangan, dokter memeriksa medical record saya yang terdiri dari angka-angka. Kemudian memeriksa saya dengan stetoskopnya, mengajukan beberapa pertanyaan, setelah itu kembali ke mejanya dan menuliskan angka-angka yang baru.
Angka-angka tersebut diproses menjadi dua bagian yaitu untuk kefarmasi, dan ke laborotarium. Saya mengambil nomor antrian lagi di laboratorium, untuk mengambil hasil lab saya beberapa hari lalu, menunggu lagi, setelah itu prosesnya saya masih harus mengambil nomor antrian untuk mengabil obat difarmasi. Dst..dst...dstnya...
Anda muak membacanya? Semuanya tentang nomor saja?
Saya apalagi, lebih mual dalam menuliskannya.
Dihidup ini, kita tidak lebih dari angka-angka saja, benar juga yang dikatakan film Matrix.
Tidak ada pribadi, tidak sentuhan kemanusiaan, tidak ada feeling connection, semuanya kita hanyalah sebuah nomor bagi yang lain.
Untungnya Tuhan tidak melihat kita seperti itu. Ia berkata :
"Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." Yer 1:15Tuhan mengenal kita secara pribadi sejak kita masih dalam kandungan, Dia bahkan berkata kita begitu penting baginya, bagaikan biji matanya, dia bahkan datang kedunia dan mengorbankan jiwaNya, demi kasihNya dia pada pribadi kita yang unik.
Thanks God... we're not numbers in front of Him....
Dia menyentuh dan mengenal kita secara pribadi...
Dia mengenal kita lebih dari siapapun...
Share
0 comments:
Posting Komentar