Jumat, April 16

Saat Berpikir Positif Menjadi Salah

(luki.co.nr) Masalah mematikan kemampuan dan kemauan saya untuk menulis. Saya kagum ada sebagian kecil orang saat mereka bermasalah justru pelariannya adalah menulis, dan tulisan mereka labih tajam saat mereka gundah. Selain masalah, waktu yang terbatas tersita oleh “tulisan pesanan” juga membuat saya sungguh malas menghadapi keyboard dan menyalurkan pikiran saya pada tuts-tuts yang ada didepan saya.

Kenapa saya enggan menulis dalam blog, karena saya berkomitmen akan menuliskan sesuatu yang inspiratif, dan membangun bagi pembaca blog. Tapi masalahnya pikiran saya banyak bergulat dengan kenyataan hidup yang pahit, pesimisme, dan fakta-fakta yang membuat kita discourage. What in my thought is 90% darkside of life.

Seorang rekan begitu terinspirasi untuk menjadi dampak yang positif bagi dunia, dengan membagikan isi-isi pikiran yang positif didalam nilai-nilai kerajaan surga. Lalu ia membuat sebuah blog yang diberi nama, brightside. Dengan komitmen ia akan menjadi terang ditengah kegelapan dunia ini lewat tulisan di blognya. Namun ternyata hal itu hanya bertahan beberapa bulan, setelah itu tidak ada lagi tulisan yang dihasilkannya. Sepertinya ia telah berhenti berpikir “brightside”.

Kenapa kita berhenti berpikir positif?
Karena ternyata berpikir positif itu menyakitkan, mengingkari kenyataan, dan seperti merasa membohongi diri terus menerus. Berpikir negatif dan pesimis lebih menyenangkan dan nyaman, karena pikiran negatif ini tidak pernah mengecewakan kita.

Well, berpikir positif itu seperti minum campuran jus dan sayur yang tidak enak dan memualkan, sementara berpikiran negatif itu seperti menghisap ganja. Walau kita tahu sangat baik meminum jus sayur itu, namun ada saat kita suka kembali ke masa kita sendirian dan menghisap ganja.

Semua objek memiliki kelebihan dan kekurangan, saat disinari ia memiliki sisi terang dan sisi gelap. Semua hal memiliki sisi luar yang indah, dan sisi dalam yang buruk. Bahkan seorang artis yang sangan cantik juga memiliki sisi yang menjijikan kalau kita membelah sisi dalam tubuhnya...

Ya, berpikir positif itu sulit, dan semua orang menghindari bahkan tidak bisa melakukan hal yang sulit, yang tidak bisa dilakukannnya. Karena banyak orang berpikiran positif kebabalasan dan hanya menjebaknya dalam situasi serba sulit yang tidak bisa mundur. Paulus mengingatkan kita untuk tidak berpikir terlampau tinggi, terlampau positif dan muluk :
Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-masing. (Roma 12:3)
Mind set, atau penyetelan pikiran seperti halnya kerumitan menyetel sound sistem. Harus disetel dengan tepat, tidak terlalu tinggi, tidak terlalu rendah, harus pas benar.

Jika ia terlalu tinggi, harus direndahkan, diberi pukulan dan cobaan. Jika ia terlalu rendah harus diberi motivasi, inspirasi, janji dan panggilan Kristus.

Agar hidup kita dapat optimal, kita tidak melaju terlalu kencang, tapi juga tidak berjalan dengan lambat. Semuanya disesuaikan dengan anugerah yang Tuhan berikan untuk kita.

Tapi semua itu fokus dan tujuan utamanya jelas, bukan supaya kita selamat dijalan, atau selamat dalam hidup ini. Melainkan semuanya diset optimal, agar kita memenangkan pertandingan iman dihidup ini.

Share

0 comments: