Rabu, Juni 24

Stereotype

Saya sedang berjalan kembali dari lantai 1 kembali menuju kelantai 2 kantor saya. Diperjalanan seorang rekan kerja menanyakan pesanan barang untuk diambilkan diruangan bawah. Saya menjawa sekenanya, "Tidak ada sepertinya...".

Sebenarnya bukan karena barang itu benar-benar tidak ada, namun dalam kesibukan saya yang melakukan segala seusatu secara paralel dan merangkap membuat saya enggan mencari barang tersebut dengan sungguh-sungguh. Sehingga saat saya lihat tidak ada ditempat biasanya, saya langsung kembali keatas, untuk mengerjakan hal lainnya. Lagipula rekan saya ini seharian "mengganggu" tugas utama saya, hanya karena dia diperbantukan di departemen saya mengurus masalah administrasi, tapi terus "merecoki" dengan hal-hal sepele. Sehingga pertama saya enggan mencari sungguh-sungguh, hal kedua karena saya mulai pusing "direcoki" seperti ini.

Dan hal yang membuat saya terkejut, saat saya melewatinya, ia berkomentar, "Begitulah GBI, semuanya serba sepertinya".

Langkah saya terhenti, dan memandang kearahnya, apa maksudnya. Namun ia tidak melanjutkan kata-katanya dan kembali hanyut dalam kegiatannya. Untuk informasi, kami berdua adalah imam dari dua denominasi yang berbeda. Yang saya tidak mengerti adalah mengapa ia memberikan stereotype orang GBI seperti itu. Saya bukan seorang GBI tulen, saya menolak semua bentuk jabatan-jabatan kepelayanan, namun perkataannya membuat saya sedikit banyak tersinggung.

Atas dasar apa ia berkata seperti itu?
Apa karena GBI adalah denominasi yang memiliki perkembangan terlalu cepat, sedangkan ia datang dan bertanggung jawab pada perkembangan denominasinya yang hasil perkembangannya tidak menggembirakan secara kwantitas.

Mengagung-agungkan etos kerjanya sendiri, yang tidak membawa mereka kemana-mana. Lebih keras bekerja dan berpikir, tanpa melakukannya dengan berpikir cerdik secara rohani. Kita ada diladang yang berbeda brother... Sebuah ladang dimana etos kerja lebih keras dan lebih pintar hanya punya nilai yang sedikit untuk ditambahkan, dibanding dengan kasih, anugerah, kreativitas urapan, visi, dan pemulihan pribadi secara holistik.

If you hate my denomination so much, why you hired me?
Dont you think it mean, you dont have people in your denomination that have anointment capabilty to do your thing, so you must search to the denomination that you hate.
Dont you think it mean you such a loser?!

Kecemburuan membuat orang memberikan stereotype seperti ini,
dikalangan imam sekalipun.

Mereka tidak mau belajar dari yang lebih berhasil...
Hanya sibuk menghakimi secara dogma.
Itulah penyakit gereja umumnya.

0 comments: