
Berapa banyak dari kita yang hanya menjadi pendengar dan penggemar Firman Tuhan, tanpa menjadi pelaku firman Tuhan. Kita hanya duduk diam manggut-manggut sesekali merespon dengan mengatakan Amin, pada Fiman Tuhan yang disampaikan pendeta diatas mimbar. Kita menjadi orang-orang pintar yang memilah-milah antara khotbah yang bagus dan yang tidak. Kita menjadi kritikus terhadap performa para hamba Tuhan diatas mimbar. Sehingga muncullah para hamba-hamba Tuhan yang terkenal akan khotbahnya yang bagus dan enak didengarkan, itu semua karena penilaian kita sebagai juri-juri rohani.
Tidak tahukah kita kalau Firman Tuhan itu adalah makanan roh, bila tidak digunakan atau tidak dilakukan, ia akan disimpan dan ditimbun menjadi lemak rohani. Lemak rohani ini akan berubah menjadi kolestrol rohani, yang kemudian akan menimbulkan penyakit-penyakit rohani, dan akhirnya kematian rohani.
Untuk itu Tuhan sangat baik, ia seringkali membiarkan masalah besar menimpa kita, agar kita mulai menggunakan otot-otot roh kita lebih intens. Untuk menghasilkan keringat rohani, yang kita sebut air mata. Agar tubuh roh kita tetap sehat, terhindar dari penyakit dan kematian roh.
Apa saja sih penyakit rohani itu?
Penyakit rohani yang berbahaya antara lain:
1. Penyakit Dingin dan kerasnya hati terhadap firman Tuhan dan karya Tuhan, akibat ia merasa telah tahu banyak tentang Firman Tuhan.
2. Penyakit kepahitan rohani, ini akibat seseorang salah mengerti dan mengolah Firman Tuhan yang banyak sampai padanya. Biasanya pemahaman yang disalah mengertikan adalah akan berkat Tuhan dan janji-janji Tuhan yang manis, yang laku keras diantara para hamba Tuhan utnuk meningkatkan komersialisme. Padahal yang manis-manis itu bisa sangat berbahaya dan menimbulkan penyakit kronis.
3. Penyakit depresi rohani, begitu banyak hikmat yang harus dipertimbangkannya didalam pikirannya, yang akan melahirkan kesimpulan rohani yang sesat. Dan kesesatan ini menjadi virus yang mudah berjangkit dan menjadi wabah.
Lalu apa yang harus kita lakukan?
Jaga balance antara mendengarkan dan melakukan. Jangan mendengarkan terlalu banyak tanpa melakukan, karena mengakibatkan kolesterol rohani. Jangan juga terlalu banyak melakukan tanpa mendengarkan, karena mengakibatkan kurangnya hikmat, dan gradasi karakter.
Remember the balance :
Just Listen.....
and Just Do It!
0 comments:
Posting Komentar